Evaluasi pelatihan (training evaluation)
A. Pengertian
Evaluasi Pelatihan
Kirkpatrick (dalam National
Weather Service Training Center, 2007) mengungkapkan bahwa evaluasi pelatihan
adalah usaha pengumpulan informasi secara sistematis. Evaluasi pelatihan harus
dirancang bersamaan dengan perancangan pelatihan, berdasarkan pada perumusan
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
B. Teknik dan Metode
Evaluasi Pelatihan
Ada banyak model evaluasi yang
dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai dalam mengevaluasi program
pelatihan. Kirkpatrick. Model-model yang ditunjuk tersebut di antaranya adalah:
v Five Level ROl Model (Jack PhiIIPS’)
v CIPP Model (Daniel Stufflebeam’s)
v Responsive Evaluation Model (Robert Stake’s)
v Congruence-Contingency Model (Robert Stake’s)
v Five Levels of Evaluation (Kaufman’s)
v CIRO (Context. Input. Reaction. Outcome)
v PERT (Program Evaluation and Review Technique)
v Goal-Free Evaluation Approach (Michael Scriven’s)
v Discrepancy Model (Provus’s)
v Ilhuiiinative Evaluation Model
Dari
berbagai model tersebut di atas hanya akan diuraikan secara singkat beberapa
model.
1. Evaluasi model CIPP
1. Evaluasi model CIPP
Konsep
evaluasi model CIPP
(Context, Input, Prosess and Product)
a.
Context:
situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi
pendidikan yang akan dikembangkan dalain sistem yang bersangkutan. seperti
misalnya niasalah pendidikan yang dirasakan. keadaan ekonomi negara. pandangan
hidup masyarakat.
b.
Input:
sarana. modal bahan dan rencana strategi yang ditetapkan untuk meilcapai
tujuan-tujuan pendidikan.
c.
Process:
pelaksanaan strategi dan penggunaan sarana ‘modal bahan di dalam kegiatan nyata
di lapangan.
d.
Product:
hasil yang dicapai baik selania niaupun pada akhir pengeinbangan sistem
pendidikan yang bersangktttan.
2. Evaluasi
model Brinkeihoff
Setiap desain evaluasi pada
unluninya terdiri dan elemen-elemen yang sama. ada banyak cara untuk
menggabungkan elemen tersebut. masing-masing ahli evaluasi atau evaluator
nienipu.nyai konsep yang berbeda dalani hal mi. Brinkeihoff & CS
mengemukakan tiga golongan evaluasi yang disusun berdasarkan penggabungan
elemen-elemen yang sama. seperti evaluator-evaluator yang lain, namun dalarn
komposisi dan versi mereka sendiri sebagai berikut:
a. Fixed vs Emergent Evaluation Design
b.
Formative vs Sumative Evaluation
c.
Experimental and Quasi experimental Desainn vs Naural Unotrusive
3. Evaluasi
model Kirkpatrick
Menurut Kirkpatrick evalua si
terhadap efektivitas program training mencakup
enipat level evaluasi. yaitu: level 1 — Reaction. level 2 — Learning. level 3 — Behavior. level 4 — Result
a. Evaluating Reaction
Mengevaluasi terhadap reaksi peserta
training berarti niengukur kepuasan peserta (customer satisfaction). Program
training dianggap efektif apabila proses training dirasa menyenangkan dan
memuaskan bagi peserta training sehiugga mereka tertarik termotivasi untuk
belajar dan berlatih.
b.
Evaluating Learning
Menurut Kirkpatrick (1988: 20) learning
can be defined as the extend ro which parricipans change attitudes, improving
knowledge, and/or increase skill as a result of attending the program. Ada
tiga hal yang dapat instruktur ajarkan
dalam program training, yaitu pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. Peserta
training dikatakan telah belajar apabila pada dirinya telah mengalamai
perubahan sikap, perbaikan pengetahuan maupun peningkatan ketrampilan,
c.
Evaluating Behavior
Evaluasi pada level ke 3 (evaluasi
tingkah laku) ini berbeda dengan evaluasi terhadap sikap pada level ke 2.
Penilaian sikap pada evaluasi level 2 difokuskan pada perubahan sikap yang
terjadi pada saat kegiatan training dilakukan sehingga lebih bersifat internal.
sedangkan penilaian tingkah laku difokuskan pada perubahan tingkah laku setelah
peserta kembali ke tempat kerja.
Apakah perubahan sikap yang telah teijadi setelah mengikuti training juga akan
diimplementasikan setelah peserta kembali ke tempat kerja, sehingga penilaian
tingkah laku ini lebih bersifat ekstemal.
d. Evaluating Result
Evaluasi hasil dalam level ke 4 ini
difokuskan pada hasil akhir (final result) yang terjadi karena peserta
telah mengikuti suatu program. Termasuk dalam kategori hasil akhir dan suatu
program training di antaranya adalah kenaikan produksi, peningkatan kualitas,
penurunan biaya, penurunan kuantitas ,terjadinya kecelakaan kerja, penurunan turnover dan kenaikan
keuntungan. Beberapa program mempunyai tujuan meningkatkan moral kerja maupun
membangun teamwork yang lebih baik. Dengan kata lain adalah evaluasi terhadap impact
program.
4. Evaluasi
model Stake (Model Countenance)
Stake menekankan adanya dua dasar
kegiatan dalamn evaluasi yaitu description dan judgement dan
membedakan adanya tiga tahap dalain program pelatihan, yaitu anteceden
(context), transaction
(process) dan outcomes.
C. Prosedur dan proses Evaluasi Pelatihan
Dalam mengadakan evaluasi
terhadap program pelatihan secara sistematis pada umumnya menenipuh 4 langkah, yaitu:
1).
penyustuian desain evaluasi.
2).
pengetubangan instrument pengumpulan data.
3).
penguinpulan data (assessment). menafsirkan dan membuat judgeinent.
serta
4).
menyusun laporan hasil evaluasi