Minggu, 23 November 2014

Evaluasi pelatihan (training evaluation)

Evaluasi pelatihan (training evaluation)
A. Pengertian Evaluasi Pelatihan
            Kirkpatrick (dalam National Weather Service Training Center, 2007) mengungkapkan bahwa evaluasi pelatihan adalah usaha pengumpulan informasi secara sistematis. Evaluasi pelatihan harus dirancang bersamaan dengan perancangan pelatihan, berdasarkan pada perumusan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
B. Teknik dan Metode Evaluasi Pelatihan
            Ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai dalam mengevaluasi program pelatihan. Kirkpatrick. Model-model yang ditunjuk tersebut di antaranya adalah:
v  Five Level ROl Model (Jack PhiIIPS’)
v  CIPP Model (Daniel Stufflebeam’s)
v  Responsive Evaluation Model (Robert Stake’s)
v  Congruence-Contingency Model (Robert Stake’s)
v  Five Levels of Evaluation (Kaufman’s)
v  CIRO (Context. Input. Reaction. Outcome)
v  PERT (Program Evaluation and Review Technique)
v  Goal-Free Evaluation Approach (Michael Scriven’s)
v  Discrepancy Model (Provus’s)
v  Ilhuiiinative Evaluation Model
Dari berbagai model tersebut di atas hanya akan diuraikan secara singkat beberapa model.
1. Evaluasi model CIPP
            Konsep evaluasi model CIPP (Context, Input, Prosess and Product) 
a.       Context: situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalain sistem yang bersangkutan. seperti misalnya niasalah pendidikan yang dirasakan. keadaan ekonomi negara. pandangan hidup masyarakat.
b.      Input: sarana. modal bahan dan rencana strategi yang ditetapkan untuk meilcapai tujuan-tujuan pendidikan.
c.       Process: pelaksanaan strategi dan penggunaan sarana ‘modal bahan di dalam kegiatan nyata di lapangan.
d.      Product: hasil yang dicapai baik selania niaupun pada akhir pengeinbangan sistem pendidikan yang bersangktttan.
2. Evaluasi model Brinkeihoff
            Setiap desain evaluasi pada unluninya terdiri dan elemen-elemen yang sama. ada banyak cara untuk menggabungkan elemen tersebut. masing-masing ahli evaluasi atau evaluator nienipu.nyai konsep yang berbeda dalani hal mi. Brinkeihoff & CS mengemukakan tiga golongan evaluasi yang disusun berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama. seperti evaluator-evaluator yang lain, namun dalarn komposisi dan versi mereka sendiri sebagai berikut:

a. Fixed vs Emergent Evaluation Design  
b. Formative vs Sumative Evaluation   
c. Experimental and Quasi experimental Desainn vs Naural Unotrusive

3. Evaluasi model Kirkpatrick
            Menurut Kirkpatrick evalua si terhadap efektivitas program training mencakup enipat level evaluasi. yaitu: level 1 — Reaction.  level 2 — Learning.  level 3 — Behavior.  level 4 — Result

a. Evaluating Reaction
            Mengevaluasi terhadap reaksi peserta training berarti niengukur kepuasan peserta (customer satisfaction). Program training dianggap efektif apabila proses training dirasa menyenangkan dan memuaskan bagi peserta training sehiugga mereka tertarik termotivasi untuk belajar dan berlatih.
b. Evaluating Learning
            Menurut Kirkpatrick (1988: 20) learning can be defined as the extend ro which parricipans change attitudes, improving knowledge, and/or increase skill as a result of attending the program. Ada tiga hal yang dapat instruktur ajarkan dalam program training, yaitu pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. Peserta training dikatakan telah belajar apabila pada dirinya telah mengalamai perubahan sikap, perbaikan pengetahuan maupun peningkatan ketrampilan,
c. Evaluating Behavior 
            Evaluasi pada level ke 3 (evaluasi tingkah laku) ini berbeda dengan evaluasi terhadap sikap pada level ke 2. Penilaian sikap pada evaluasi level 2 difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi pada saat kegiatan training dilakukan sehingga lebih bersifat internal. sedangkan penilaian tingkah laku difokuskan pada perubahan tingkah laku setelah peserta kembali ke tempat kerja. Apakah perubahan sikap yang telah teijadi setelah mengikuti training juga akan diimplementasikan setelah peserta kembali ke tempat kerja, sehingga penilaian tingkah laku ini lebih bersifat ekstemal.

d. Evaluating Result
            Evaluasi hasil dalam level ke 4 ini difokuskan pada hasil akhir (final result) yang terjadi karena peserta telah mengikuti suatu program. Termasuk dalam kategori hasil akhir dan suatu program training di antaranya adalah kenaikan produksi, peningkatan kualitas, penurunan biaya, penurunan kuantitas ,terjadinya kecelakaan kerja, penurunan turnover dan kenaikan keuntungan. Beberapa program mempunyai tujuan meningkatkan moral kerja maupun membangun teamwork yang lebih baik. Dengan kata lain adalah evaluasi terhadap impact program.

4. Evaluasi model Stake (Model Countenance)
            Stake menekankan adanya dua dasar kegiatan dalamn evaluasi yaitu description dan judgement dan membedakan adanya tiga tahap dalain program pelatihan, yaitu anteceden (context), transaction (process) dan outcomes.

C. Prosedur  dan proses Evaluasi Pelatihan
            Dalam mengadakan evaluasi terhadap program pelatihan secara sistematis pada umumnya menenipuh 4 langkah, yaitu:
1). penyustuian desain evaluasi.
2). pengetubangan instrument pengumpulan data.
3). penguinpulan data (assessment). menafsirkan dan membuat judgeinent. serta

4). menyusun laporan hasil evaluasi